Berbagi Dengan Dunia

Ngopi adalah pekerjaan bagi orang-orang yang sedang tidak mempunyai pekerjaan. Hal ini kerap dilakukan oleh guru Matematikaku, sebut saja Pak Edy Sukaryanto. Pada saat ada jam mengajar di kelasku, sudah dipastikan kosong. Jadi, malam harinya anak-anak tidak ada yang belajar kecuali anak-anak yang tergolong pintar dan rajin. Termasuk aku kah?? Rahasia dunk....
Setiap ketua kelasku memanggil Pak Edy di kantor, banyak alasan yang mengalir. Entah Pak Edinya belum datang lah, Pak Edy yang sedang sibuk ngopi lah atau apalah. Yang pasti teman-teman sekelasku mendengar berita itu. Akibatnya aku dan sebagian temanku menjadi ilfill dengan Matematika.
Akhir-akhir ini beda, sejak banyak protes disana sini, kini Pak Edy sadar, beliau sekarang menjadi guru yang rajin dan disiplin. Cara mengajarnya pun beda. Sebagian besar merupakan tantangan ke depan untuk menyelesaikan soal di papan tulis. Metode ini membuat para siswa tertantang. Banyak juga siswa yang mulai tertarik lagi dengan Matematika.
Dari penilaian siswa, Erin contohnya. Ketika diwawancarai dia berkata, " Menurutku lo Put, diulang Pak Edi malah enak. Yo...meskipun ucapane rodo' pedes, tapi aku seneng nek nerangno sampek mudeng. (red: Menurutku diajar Pak Edi itu enak. Ya... meskipun ucapannya agak pedes, tetapi kalau menjelaskan selalu detail ). Beda lagi dengan penilaian Onny anak X-2, "Asline diulang Pak Edi iki enak, tapi wonge nek nerangno cuepet dadine aku gak donk, tuturnya sambil emosi. (red: "Sebenarnya diajar Pak Edi itu enak, sayangnya beliau kalau menerangkan terlalu cepat, jadi saya tidak paham apa yang diterangkan).
Zz, sejauh berita ini beredar, banyak anak-anak yang tetap saja ilfill dengan matematika. Sadar sich, kalau matematika itu pelajaran yang sulit, tetapi kalau kita mau belajar, apa salahnya? Toh matematika merupakan penentu kalau ingin masuk kelas IA. Benar g?